Laki laki semua fana
Baru saja teman sekamarnya membangunkannya. Masih dengan
rambur berantakan dan wajah asam dan nafas bau. Masih seperti biasa, di
lihatnya kaca, dan tersenyumlah ia melihat jerawat berbaris rapi di pipi
kanannya. “ masih cantik kok”. Ya setidaknya itu motivasi di awal fajar.
Kalau orang berbicara dia gadis maha dahsyat, iya . Dia
punya sesuatu yang tidak dimiliki oleh sembarang wanita. Dia tidak pernah
berhubungan dengan pria. Tidak pernah. Tapi kalau kau tanya pengalaman
cintanya, dia yang lebih sakit dari semua wanita pendengar dongengnya. Ia selalu
punya cinta utuh . Masih sangat utuh, dan ia berikan utuh dan sangat penuh
untuk pujangga idamannya. Tidak berhubungan dengan pria bukan berarti ia tak
pernah mencinta. Justru banyak pria yang membuatnya jatuh cinta. Tapi tak ada
satu pun yang peka. Semuanya buta dan masih sangat buta melihat kotak agung
yang ia berikan. Kotak agung suci berisi berjuta cahaya jiwa. Pembuktian nyata
bahwa itu masih penuh. Utuh hanya satu untuknya. Dan lagi gadis ini selalu
hancur dibuatnya.
Terlalu sering tersakiti. Mungkin ini kalimat tertepat untuk
gadis ini. Bicara cinta ibarat membawa duka. Dan ia tidak pernah lagi
memikirkan untuk mempunyai kekasih. Diperparah lagi dengan kejadian heroiknya. Penjatuhan
harga diri. Benar benar totalitasnya dalam mencintai tidak akan pernah
tertandingi.
Suatu malam ia memeberanikan diri untuk membuka portal kenyataan yang hanya ia simpan sendiri di
sudut kamar kecil di bawah bantalnya. Dalam sejarah hidupnya ia selalu mencintai
dalam diam. entah apa itu perkara yang membuat kisah cintanya selalu tak
sampai. Malam itu berbeda. 3 hari. 3 hari ia melakukan hal gila. Ia menyatakan
cinta. Ini adalah hal tergila bagi seorang wanita yang cukup menyimpan keberanian untuk
mencintai tanpa balasan. Ia berniat mengubah nasibnya. Ia menekan tombol 12
digit. Dan call. Ia telfon sang pria. Suaranya berat membuatnya tenang. Untuk setiap
detiknya saat itu muncul berbagai opsi untuk menetukan pilihan yang masing
masing punya resiko yang membuntuti. Ia mulai. “ dengar aku hanya ingin
menyatakan sesuatu, tak untuk kau jawab tapi hanya untuk kau dengarkan. Dengar aku
telah mengagumimu sejak 2 tahun lalu. Entah apa, bukan godamu yang
melemahkanku. Bukan senyummu apa lagi kau memang tak pernah tersenyum untukku. Jika
kau tanya alasan kenapa aku tak bisa mengalihkan pandanganku. Aku tak akan
pernah bisa menjawab. Kalau kau penasaran sekalipun dan membedah isi hatiku,
aku yakin dengan nilai persen tertinggi mewakili nama angka di dunia. Kau tak
akan pernah tau alasannya. Karena aku pelaku pecintanya pun juga tak tau
mengapa. Sekarang aku hanya ingin kau tahu bahwa aku ada. Aku adalah gadis yang
selalu mencintaimu. “
Keberanian itu memang tak bisa di tandingi. Penghargaan sebesar
apapun tak cukup untuk mengapresiasinya. Keberanian? Atau justru kebodohan, itu
tadi masalahnya. Setelah ungkapan maha dahsyat itu, sang pria bercinta dengan
gadis lain. Sungguh, hatinya tidak lagi hancur tapi sudah menjadi debu. Bukan debu
lagi tapi uap air dengan patikel terkecilpun tak dapat menandingi betepa hancur
sehancur hancurnya hati gadis ini.
Tuhan memang sangatah adil. Ia berikan penyembuh lara. Tapi ternyata
bukan sosok yang bisa berdiri selamanya. Ia hanyalah sosok sementara yang
mungkin numpang mampir saja. Setelah luka itu kering ia akan di tarik kembali
oleh sang kuasa.
Cinta sekarang menjadi hal ter aneh dan merupakan lelucon
tanpa akhir bagi gadis ini. Ia takut mencinta. Oh tepatnya tidak mau lagi mencinta.
Deklarasi itu terrlanjur di angguhkan. Yang sudah terlanjur
baru disususul fakta. Ini yang tak terpahami. Seorang pria lagi membuatnya
jatuh cinta. Pria ini tidak hanya membuatnya jatuh cinta tapi juga memberinya
cinta. Ini ialah pengalaman ke 2 ia dicintai seorang pria setelah oleh
sahabatnya sendiri. Tapi justru saat saat ini yang paling membunuhya.
Mencintai ialah luka. Tapi lebih dalam lagi lukanya saat
dicintai. Di cintai membuatnya melihat kaca setiap ia bangun pagi. Kalau cinta
dan jiwa seseorang ialah pabrik sepeda motor, kaca disini ialah alat uji kelayakan yang sangatlah akurat. Yang
sangat jelas memberikan refleksi wajah pemakainya.
Dicintai membuat gadis ini berkonsultasi dengan kaca setiap
paginya. Layakkah aku. Pantaskah aku? Aku hanyalah gadis yang sangat biasa. Sangat
biasa adalah ungkapan yang agak halus selain kata jelek. Apakah tangan kasar
ini layak untuk menggenggam jemarinya? Apakah muka berjerawat dan kasar ini
layak untuk dihadapkan untuk sekedar ngobrol dengannya. Apakah kaki kotor ini
layak untuk mengiringi jalan dan langkahnya? Sekali lagi kaca tak pernah
berbohong. Ia berikan jawaban yang sudah
sangat pasti. Yakni tidak.
Kaca memang tak pernah bohong. Apa lagi takdir. Ia bialng
ubahlah nasibmu kearah yang kamu suka maka aku akan mengikutinya. Dan gadis ini
percaya dengan tuan takdir.
Berangkatlah ia membeli berbagai kosmetik pendukung
kecantikannya. Ia pakai setiap hari. Hanya untuk pantas disebut “ layak”. Hanya
untuk mencari kelayakan. Hanya kelayakan sebagi seonggok tubuh yang dinamai
sebagai wanita.
Namun, semuanya sia sia. Ia semakin takut dicintai. Semakin gundah.
Banyak kosa kata jangan jangan yang setiap 1/10 detik melintasi pikiranya. Ia masih
tidak layak untuk pujangganya. Karena dicintai punya tanggung jawab sangat
besar. “takut kalau wujud dan rohku tak sesuai yang ia harapkan”.