Jumat, 29 November 2013



Laki laki semua fana
Baru saja teman sekamarnya membangunkannya. Masih dengan rambur berantakan dan wajah asam dan nafas bau. Masih seperti biasa, di lihatnya kaca, dan tersenyumlah ia melihat jerawat berbaris rapi di pipi kanannya. “ masih cantik kok”. Ya setidaknya itu motivasi di awal fajar.
Kalau orang berbicara dia gadis maha dahsyat, iya . Dia punya sesuatu yang tidak dimiliki oleh sembarang wanita. Dia tidak pernah berhubungan dengan pria. Tidak pernah. Tapi kalau kau tanya pengalaman cintanya, dia yang lebih sakit dari semua wanita pendengar dongengnya. Ia selalu punya cinta utuh . Masih sangat utuh, dan ia berikan utuh dan sangat penuh untuk pujangga idamannya. Tidak berhubungan dengan pria bukan berarti ia tak pernah mencinta. Justru banyak pria yang membuatnya jatuh cinta. Tapi tak ada satu pun yang peka. Semuanya buta dan masih sangat buta melihat kotak agung yang ia berikan. Kotak agung suci berisi berjuta cahaya jiwa. Pembuktian nyata bahwa itu masih penuh. Utuh hanya satu untuknya. Dan lagi gadis ini selalu hancur dibuatnya.
Terlalu sering tersakiti. Mungkin ini kalimat tertepat untuk gadis ini. Bicara cinta ibarat membawa duka. Dan ia tidak pernah lagi memikirkan untuk mempunyai kekasih. Diperparah lagi dengan kejadian heroiknya. Penjatuhan harga diri. Benar benar totalitasnya dalam mencintai tidak akan pernah tertandingi.
Suatu malam ia memeberanikan diri untuk membuka portal  kenyataan yang hanya ia simpan sendiri di sudut kamar kecil di bawah bantalnya. Dalam sejarah hidupnya ia selalu mencintai dalam diam. entah apa itu perkara yang membuat kisah cintanya selalu tak sampai. Malam itu berbeda. 3 hari. 3 hari ia melakukan hal gila. Ia menyatakan cinta. Ini adalah hal tergila bagi seorang wanita  yang cukup menyimpan keberanian untuk mencintai tanpa balasan. Ia berniat mengubah nasibnya. Ia menekan tombol 12 digit. Dan call. Ia telfon sang pria. Suaranya berat membuatnya tenang. Untuk setiap detiknya saat itu muncul berbagai opsi untuk menetukan pilihan yang masing masing punya resiko yang membuntuti. Ia mulai. “ dengar aku hanya ingin menyatakan sesuatu, tak untuk kau jawab tapi hanya untuk kau dengarkan. Dengar aku telah mengagumimu sejak 2 tahun lalu. Entah apa, bukan godamu yang melemahkanku. Bukan senyummu apa lagi kau memang tak pernah tersenyum untukku. Jika kau tanya alasan kenapa aku tak bisa mengalihkan pandanganku. Aku tak akan pernah bisa menjawab. Kalau kau penasaran sekalipun dan membedah isi hatiku, aku yakin dengan nilai persen tertinggi mewakili nama angka di dunia. Kau tak akan pernah tau alasannya. Karena aku pelaku pecintanya pun juga tak tau mengapa. Sekarang aku hanya ingin kau tahu bahwa aku ada. Aku adalah gadis yang selalu mencintaimu. “
Keberanian itu memang tak bisa di tandingi. Penghargaan sebesar apapun tak cukup untuk mengapresiasinya. Keberanian? Atau justru kebodohan, itu tadi masalahnya. Setelah ungkapan maha dahsyat itu, sang pria bercinta dengan gadis lain. Sungguh, hatinya tidak lagi hancur tapi sudah menjadi debu. Bukan debu lagi tapi uap air dengan patikel terkecilpun tak dapat menandingi betepa hancur sehancur hancurnya hati gadis ini.
Tuhan memang sangatah adil. Ia berikan penyembuh lara. Tapi ternyata bukan sosok yang bisa berdiri selamanya. Ia hanyalah sosok sementara yang mungkin numpang mampir saja. Setelah luka itu kering ia akan di tarik kembali oleh sang kuasa.
Cinta sekarang menjadi hal ter aneh dan merupakan lelucon tanpa akhir bagi gadis ini. Ia takut mencinta. Oh tepatnya tidak mau lagi mencinta.
Deklarasi itu terrlanjur di angguhkan. Yang sudah terlanjur baru disususul fakta. Ini yang tak terpahami. Seorang pria lagi membuatnya jatuh cinta. Pria ini tidak hanya membuatnya jatuh cinta tapi juga memberinya cinta. Ini ialah pengalaman ke 2 ia dicintai seorang pria setelah oleh sahabatnya sendiri. Tapi justru saat saat ini yang paling membunuhya.
Mencintai ialah luka. Tapi lebih dalam lagi lukanya saat dicintai. Di cintai membuatnya melihat kaca setiap ia bangun pagi. Kalau cinta dan jiwa seseorang ialah pabrik sepeda motor, kaca disini ialah  alat uji kelayakan yang sangatlah akurat. Yang sangat jelas memberikan refleksi wajah pemakainya.
Dicintai membuat gadis ini berkonsultasi dengan kaca setiap paginya. Layakkah aku. Pantaskah aku? Aku hanyalah gadis yang sangat biasa. Sangat biasa adalah ungkapan yang agak halus selain kata jelek. Apakah tangan kasar ini layak untuk menggenggam jemarinya? Apakah muka berjerawat dan kasar ini layak untuk dihadapkan untuk sekedar ngobrol dengannya. Apakah kaki kotor ini layak untuk mengiringi jalan dan langkahnya? Sekali lagi kaca tak pernah berbohong.  Ia berikan jawaban yang sudah sangat pasti. Yakni tidak.
Kaca memang tak pernah bohong. Apa lagi takdir. Ia bialng ubahlah nasibmu kearah yang kamu suka maka aku akan mengikutinya. Dan gadis ini percaya dengan tuan takdir.
Berangkatlah ia membeli berbagai kosmetik pendukung kecantikannya. Ia pakai setiap hari. Hanya untuk pantas disebut “ layak”. Hanya untuk mencari kelayakan. Hanya kelayakan sebagi seonggok tubuh yang dinamai sebagai wanita.
Namun, semuanya sia sia. Ia semakin takut dicintai. Semakin gundah. Banyak kosa kata jangan jangan yang setiap 1/10 detik melintasi pikiranya. Ia masih tidak layak untuk pujangganya. Karena dicintai punya tanggung jawab sangat besar. “takut kalau wujud dan rohku tak sesuai yang ia harapkan”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar